 |
Toyota Motor Corp. mengembangkan motor listrik jenis baru untuk mengakhiri ketergantungan terhadap rare earth metal, sekaligus menurunkan harganya. Teknologi baru ini akan membantu Toyota lepas dari ketergantungan dengan China, yang memproduksi 97% rare earth metals dunia yang sangat dibutuhkan industri elektronika di seluruh dunia, termasuk motor listrik yang dipakai mobil hybrid saat ini.
China mengejutkan dunia industri Jepang akhir tahun lalu ketika menahan eksport logam-logam itu berkaitan dengan ketegangan diplomatik antara kedua negara. Harga juga melejit setelah China mulai memperketat outputnya.
Rare earth metal adalah logam-logam (17 jenis) yang sangat dibutuhkan untuk produsen-produsen elektronik. Disebut rare earth metal bukan karena sulit di dapat tapi karena konsentrasinya di tambang-tambang sangat rendah untuk skala ekonomi sehingga tidak menguntungkan untuk di tambang. Sejumlah pulau di Indonesia juga diketahui mengandung material ini.
"Toyota selalu mencari cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam juga mengurangi biaya produksnya," kata Paul Nolasco, jurubicara Toyota. Namun sejauh ini Toyota belum menyebutkan kapan motor baru itu akan diaplikasikan di mobil-mobil hybridnya.
Toyota akan melahirkan banyak model hybrid dalam beberapa tahun kedepan. Setiap model baru yang diluncurkan akan di lengkapi dengan versi hybridnya. Sementara mulai 2012 Toyota juga menyiapkan mobil listrik. Semua itu membutuhkan motor listrik yang canggih.
Selain mengembangkan motor listrik baru itu, Toyota juga aktif mencari sumber-sumber tambang baru untuk mendapatkan pasokan logam-logam eksotis itu.
.jpg)
